Saturday, May 23, 2009

Flu babi, petugas bandara Polonia pakai masker

Flu babi, petugas bandara Polonia pakai masker Cetak
Saturday, 23 May 2009 01:10 WIB
WASPADA ONLINE

MEDAN - Virus flu babi atau swine flu, bahkan dengan istilah influenza H1NI, sumber penyebarannya dari negara Meksiko, saat ini diperkirakan sudah menyebar ke beberapa negara Asia dan Eropa.

Flu yang menakutkan itu membuat pekerja Karantina Kesehatan Pelabuhan Udara Polonia Medan bekerja ekstra ketat siang dan malam. Mereka membentuk tim, sekaligus memasang peralatan pencegahan di pintu masuk terminal luar negeri Bandara Polonia Medan.

Setiap penumpang yang mendarat dari luar negeri di Bandara Polonia, mereka menyerahkan semacam Allert Card (AC) yaitu semacam kartu kewaspadaan kepada wisatawan yang masuk ke Sumut melalui Bandara Polonia Medan.

AC tersebut diberikan kepada wisatawan, andaikata dalam kunjungan berlibur ke Sumatera Utara ada gejala seperti keluhan demam, batuk dan sesak nafas, mudah memantau mereka dimana berada, ujar Sri Wahyuni, staf petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan Udara.

Namun sejak seminggu belakangan ini, petugas kesehatan Bandara termasuk jajaran Imigrasi dan Bea Cukai, mereka rata-rata menggunakan masker penutup mulut, mencegah penyebaran flu babi dari penumpang luar negeri.

"Sampai hari ini belum ditemukan dari penumpang maupun wisatawan virus yang menakutkan masyarakat sejumlah negara," kata Muhammah Adam Malik Siregar, staf Karantina Kesehatan Pelabuhan Udara Polonia Medan, tadi malam.
(red00/wsp)
Sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=89878&Itemid=27


Tuesday, May 19, 2009

Jelang World Health Assembly ke-62: Indonesia Harap Negara Maju Konsisten soal Virus Sharing

19 May 2009

Indonesia berharap komitmen WHO dan negara-negara maju dalam The Intergovermental Meeting on Pandemic Influenza Preparedness atau IGM-PIP tentang virus sharing yang berlangsung tg 14-15 Mei 2009 menjelang World Health Assembly (WHA) ke 62 di Jenewa tidak akan berubah. Karena konsistensi ini sangat penting bagi tercapainya kesepakatan mondial atas mekanisme baru virus sharing yang adil, transparan dan setara yang didukung oleh mayoritas peseta IGM-PIP.

“Menteri Kesehatan akan berpidato di WHA pada sidang hari pertama Senin 18 Mei 2009. Delegasi Indonesia diperkuat Dr. Makarim Wibisono, diplomat senior yang pernah menjadi Kepala Perwakilan Tetap RI di PBB New York dan Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Kesehatan Publik, Dr. Widjaja Lukito, PhD.,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, dr. Lily. S. Sulistyowati, MM.

Dilaporkan bahwa dalam IGM-PIP, yang dimandatkan oleh Resolusi WHA 60.28 untuk membahas Strandard Material Agreement (SMTA) yang mengatur sistem virus sharing yang adil, transparan dan setara, telah menyepakati sekitar 85% dari butir-butir yang dibahas, selebihnya masih memerlukan pembahasan lanjutan, terutama benefit sharing. Menteri Kesehatan mengharapkan komitmen dan goodwill dari semua untuk menyelesaikan mekanisme virus sharing baru yang adil, transparan dan setara.

Sementara, butir-butir yang telah disepakati Pada Joint statement menutup IGM-PIP Desember 2008 lalu di Jenewa, dapat disimpulkan sebagai 5 (lima) terobosan besar:

  1. Disetujui penggunaan Standard Material Transfer Agreement (SMTA) dalam sistem virus sharing yang akan mengatur semua transfer virus maupun transfer bagian bagian virus yang berbentuk standar dan universal dan mempunyai kekuatan hukum.
  2. Prinsip prinsip SMTA secara umum disetujui termasuk pengakuan atas perlunya mengintegrasikan sistem benefit sharing kedalam SMTA, hal yang menjadi perjuangan gigih Indonesia dengan dukungan negara berkembang lain, dalam kelompok negara negara SEARO/South East Asia Regional Organization, Brazil dan AFRO (African Regional Office), meskipun terdapat tentangan keras dari Amerika Serikat.

Pernyataan IGM-PIP pada penutupan pertemuan bulan Desember 2008 berbunyi "negara negara anggota setuju untuk berkomitmen berbagi virus H5N1 dan virus influenza lainnya yang berpotensi pandemi serta menganggap virus sharing adalah setara benefit sharing, sebagai bagian penting dari langkah kolektif demi kesehatan publik secara global".

  1. Prinsip benefit sharing diintegrasikan kedalam SMTA
  2. Komitmen negara maju untuk benefit sharing secara nyata termasuk dalam berbagi risk assesment dan risk response.
  3. Terwujudnya Virus Tracking System dan Advisory Mechanisim untuk memonitoring dan evaluasi virus dan penggunaannya.

Prinsip-prinsip SMTA ini secara umum sudah disetujui oleh semua negara anggota, namun saat ini sistem benefit sharing yang diperjuangkan negara-negara berkembang masih belum tuntas dibahas.

Jika telah disahkan dan berkekuatan hukum SMTA akan merubah secara radikal tatanan penggunaan virus yang berlaku selama 62 tahun ini, dalam sebuah kerangka yang lebih adil transparan dan setara. Dan akan membuka akses terhadap virus influenza, yang berarti membuka peluang besar untuk para peneliti negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas penelitiannya sehingga Indonesia dan negara berkembang lainnya dapat mengembangkan alat diagnostik, vaksin dan obat-obatan terhadap virus flu burung dan virus lainnya yang berpotensi pandemi, termasuk H1N1.

Perundingan virus sharing di IGM telah berlangsung selama dua tahun. Dan diharapkan hasilnya dapat disampaikan pada WHA yang berlangsung antara tanggal 18 – 22 Mei 2009.

Desakan penuntasan SMTA dan virus sharing pada WHA ini juga datang dari para Menteri Kesehatan negara ASEAN+3 dalam pernyataan bersama mereka sebagai hasil Pertemuan Khusus Menteri Kesehatan ASEA + 3 tentang Influenza A(H1N1) di Bangkok, 8 May 2009, antara lain:

“Menekankan kebutuhan untuk menuntaskan Inter-Governmental Meeting yang dimandatkan oleh WHA 60.28, tentang virus sharing H5N1 dan virus influenza lain dengan potensi pandemi pada manusia serta benefit sharing yang adil dan setara;

“Prihatin bahwa sebagian besar produksi vaksin global berlokasi di Eropa dan Amerika Utara, dan tidak cukup untuk merespon pandemi global; dan walaupun wilayah-wilayah dunia lain telah mulai memiliki teknologi untuk memproduksi vaksin influenza, akses pada vaksin pandemi yang efektif masih merupakan permasalahan utama di wilayah ini.”

“…kami berkomitmen di tingkat nasional untuk:

  • Menuntaskan pembicaraan Inter-Governmental Meeting tentang virus sharing H5N1 dan virus influenza lain yang berpotensi pandemic pada manusia dan adanya benefit sharing yang adil dan setara;
  • Mendesak Direktur Jenderal WHO untuk mendukung tujuan untuk memastikan akses yang adil dan setara pada vaksin pandemic bagi semua Negara anggota WHO; dan memfasilitasi peningkatan kemampuan produksi vaksin influenza di wilayah ini dan di Negara-negara berkembang lain.”

WHA merupakan sidang tertinggi dari Badan Kesehatan Dunia PBB atau WHO (World Health Organization) yang bersidang sekali dalam setahun setiap bulan Mei di Jenewa, Swiss.

Intergovernmental Meeting on Pandemic Influenza Preparedness (IGM - PIP) adalah sebuah proses pertemuan Negara anggota yang diselenggarakan Sekretariat WHO untuk memfinalisasi negosiasi mengenai sistem baru virus sharing influenza H5N1 dan benefit sharing timbul dari penggunaan virus dan bagian-bagiannya.

Sumber: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3440

Friday, May 15, 2009

Fadel Muhammad : Kiat Mereformasi Birokrasi Daerah

Sejalan dengan pemikiran Vroom (1946) bahwa kinerja itu dipengaruhi oleh interaksi dua faktor, yaitu kemampuan dan motivasi. Saya berpandangan bahwa penghasilan merupakan salah satu komponen penting yang berperan dalam membentuk motivasi. Langkah pertama yang saya lakukan adalah melihat peraturan penggajian pegawai negeri sipil. Saya melihat ada sekelompok pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo yang cukup makmur, terutama para pejabat eselon, tetapi sebagian besar pegawai negeri lainnya hidup bersahaja. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2001 ternyata gaji pegawai negeri tidak-lah besar. Gaji pokok terendah adalah Rp575.000, yaitu golongan IA dan gaji pokok tertinggi Rp1,8 juta (golongan IVE) masing-masing per bulan. Berdasarkan gaji pokok yang mereka terima dapat dipastikan kehidupan pegawai negeri sangat bersahaja.

Pikiran yang mengusik adalah adanya sejumlah pegawai negeri yang relatif makmur terutama pejabat struktural, lalu saya mencari tahu sumber-sumber penghasilan lain pegawai negeri yang sah menurut peraturan perundangan yang berlaku. Tunjangan jabatan adalah salah satu sumber penghasilan pegawai negeri, saya ingin tahu besarnya tunjangan jabatan struktural dari eselon I sampai dengan eselon IV. Jabatan struktural tertinggi pada tingkat provinsi adalah Sekretaris Daerah dengan golongan IB berhak mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp4.475.000 per bulan. Sedangkan tunjangan jabatan struktural untuk eselon yang lebih rendah adalah: IIA Rp3.250.000, IIB Rp2.025.000, IIIA 1.260.000, IVA Rp540.000, dan IVB Rp490.000.

Selengkapnya

Wednesday, May 13, 2009

RANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PEGAWAI MENGGUNAKAN MODEL HR SCORECARD DI DIVISI MEKANIK PT X

Keyword : Performance Management System, Process, HR Scorecard, Employees Performance
Saat ini manajamen sumber daya manusia (SDM) sudah memiliki peran strategis, yaitu bahwa sumber daya manusia memberikan kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan. Kesesuaian antara strategi SDM dan strategi perusahaan sangat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan. Oleh sebab itu, strategi SDM harus dapat mendukung pengimplementasian strategi perusahaan yang kemudian diterjemahkan dalam aktivitas-aktivitas SDM, kebijakan-kebijakan, program-program yang sejalan dengan strategi perusahaan. Maka, kinerja pegawai sebagai sumber daya manusia memiliki peran penting dalam pencapaian kinerja perusahaan.

Melalui penelitian ini, penulis bertujuan untuk merancang sistem manajemen kinerja pegawai dengan menggunakan model HR Scorecard. Model ini merupakan rancangan pengelolaan arsitektur SDM sebagai asset strategic dan pengukuran kontribusi sumber daya manusia pada kinerja bisnis yang menghubungkan antara strategi-orang-kinerja, melalui empat perspektif dengan dimensi pengukuran meliputi HR Performance driver, High Performance Work System, HR Efficiency.

Rancangan sistem manajemen kinerja berupaya untuk memastikan standar dan sasaran kinerja yang dibuat, dan dilakukan untuk meningkatkan potensi kinerja masa datang. Sistem manajemen kinerja meliputi 3 proses yaitu proses perencanaan kinerja, proses perbaikan kinerja, dan proses tinjauan/pemeriksaan kinerja. Ketiga proses ini akan dirumuskan dalam tahapan model HR Scorecard. Proses perencanaan kinerja merupakan tahap mengidentifikasikan strategi bisnis, membangun kasus bisnis untuk SDM sebagai modal strategik, menciptakan peta strategi, identifikasi HR Deliverable dalam peta strategi, serta kemitraan antara arsitektur SDM dan HR Deliverable. Proses perbaikan kinerja merupakan proses merancang rancangan HR Scorecard. Rancangan ini akan memperlihatkan ukuran-ukuran dimensi HR Scorecard. Proses tinjauan.pemeriksaan kinerja merupakan pelaksanaan manajemen pengukuran, yaitu dengan dilakukan perhitungan nilai dimensi rancangan HR Scorecard dalam rentang tahun 2000 sampai dengan 2003. Nilai yang diperoleh dapat dijadikan bahan evaluasi bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja pegawai.

Model HR Scorecard menampilkan ukuran kinerja pegawai dalam 4 perspektif berbeda meliputi perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perspektif keuangan, untuk memaksimalisasikan keuntungan shareholders dapat diperoleh melalui peningkatan nilai Human Capital Value Added (profitabilitas pegawai) yang memiliki hubungan secara positif terhadap nilai produktivitas pegawai, dan untuk memaksimalisasi human capital performance dapat diperoleh melalui minimalisasi persentase biaya SDM terhadap pendapatan (cost management) yang berhubungan positif dengan peningkatan nilai indeks HR ROI yang memiliki hubungan positif dengan nilai produktivitas pegawai. Pada perspektif konsumen, untuk meningkatkan kinerja, kompetensi, dan kepuasan pegawai dapat diperoleh melalui adalah peningkatan indeks kompetensi yang tinggi, peningkatan kinerja pegawai yang tinggi dan peningkatan indeks kepuasan pegawai yang tinggi. Pada perspektif proses bisnis internal, dalam upaya menerapkan strategi berfokus pada pegawai dapat diperoleh melalui peningkatan realisasi pemberian kompensasi pegawai terhadap skema strategi, dan upaya meningkatkan kompetensi pegawai dapat diperoleh melalui peningkatan realisasi jam pelatihan per pegawai dan terhadap waktu total pegawai untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Pada perspektif pembelajaran, pengembangan kompetensi yang sesuai ditunjukkan melalui realisasi upaya divisi ini untuk selalu meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan yang dilatarbelakangi budaya organisasi perusahaan tersebut.
Sumber:
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-vitarhamad-29504&q=Kinerja

Bonus Tingkatkan Kinerja Pegawai

PRODUKTIVITAS pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dibanding hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

Produktivitas harus menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan strategi bisnis. Dengan kondisi yang bersifat pribadi dan unik, maka setiap pegawai dalam organisasi akan berperilaku yang berbeda-beda. Untuk itu, setiap pimpinan organisasi harus mengetahui berbagai kondisi dan situasi tersebut agar dapat mengarahkan dan meningkatkan produktivitas pegawainya.

Dengan motivasi kerja tinggi, pegawai cenderung menunjukkan kemauan untuk dibawa kerja sama, lebih puas dengan kondisi yang ada, mau mematuhi peraturan, berhati-hati dalam menggunakan peralatan milik perusahaan, menunjukkan loyalitas, dan hormat terhadap perusahaan, serta dapat bekerja sama dengan harmonis dan bekerja tanpa keluhan.

Motivasi kerja tinggi juga cenderung mengurangi absen, mangkir, dan pergantian pegawai. Tentu saja sebaliknya jika motivasi kerja rendah, maka berbagai efek kebalikan dari hal di atas akan terjadi. Motivasi kerja memang bisa naik turun. Tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada pada titik maksimal.

Menurut Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto, secara fundamental salah satu tujuan bekerja adalah untuk meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Karena itu, pegawai harus diberikan penghargaan dengan baik dan setelah itu ditanamkan rasa kebanggaan kepada tempatnya bekerja.

Salah satunya dengan memberikan peran penting kepada semua pegawai. Karena itu pegawai memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. "Hal itu kami lakukan karena ingin agar pegawai mempunyai motivasi kerja yang tinggi," tuturnya.

Untuk meningkatkan produktivitas Perumnas juga telah mulai menerapkan sistem penilaian kepada pegawai. Pegawai yang memiliki kinerja baik tentunya akan mendapatkan reward yang lebih baik daripada pegawai yang kinerjanya biasa-biasa saja.

Termasuk berupa bonus. Karena itulah, saat ini Perumnas tengah dan akan terus memperbaiki persentase penggajian antara fix income dengan variable income. Menurut dia jika gap antara fix income dengan variable income semakin rendah, pastinya pegawai akan semakin memacu kinerjanya. Selain persoalan reward, secara berkala perusahaannya juga mengadakan gathering kepada semua pegawai dan keluarganya.

Selain untuk meningkatkan rasa kebersamaan, acara gathering dapat dijadikan ajang untuk memperbaiki hubungan baik antara pegawai, makin akrab, dan makin mengerti tugas teman satu dan lainnya. Dengan demikian, permasalahan apa pun yang dihadapi dapat terselesaikan. Gathering juga bisa mengurangi kejenuhan pegawai selama sekian lama menjalankan aktivitas rutin.

Secara rutin, Perumnas juga melakukan kegiatan yang bernama coffee morning, sebuah kegiatan yang lebih formal, tapi tetap dalam suasana santai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara sesama pegawai. Pada saat itulah, pegawai mencetuskan ide-ide segarnya untuk mengembangkan perusahaan. Dalam kesempatan itu, pegawai bisa juga menyampaikan kritik yang membangun kepada semua level pegawai dan kemudian bersama-sama dicarikan jalan keluarnya. "Terpenting dari kegiatan ini adalah saya berusaha agar kesimpulan dari pertemuan itu bisa dilaksanakan secara konsisten. Kalau tidak, tentu pertemuan yang dilakukan tidak membawa manfaat sama sekali," ucapnya.

Pendekatan dari hati ke hati juga bisa dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kembali produktivitas pegawai. Presiden Direktur PT Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Sidik mengaku kerap mempergunakan pendekatan itu terhadap pegawai yang mengalami penurunan produktivitas. Diakuinya, pendekatan itu relatif lebih berhasil dalam menjaga produktivitas pegawai di perusahaannya.

Pada kondisi ekonomi seperti sekarang, Timothy mengaku semakin sering berkomunikasi dengan para pegawainya agar tidak patah semangat untuk terus meningkatkan kinerja. Apalagi krisis ekonomi yang sekarang terjadi relatif lebih baik bila dibandingkan krisis ekonomi 1998 lalu. Komunikasi yang dilakukan tidak harus memakan waktu lama. Cukup setengah jam saja, asalkan di dalamnya sudah termasuk memberikan berbagai semangat kepada pegawai. Karena itu pegawai menjadi lebih bersemangat dalam melaksanakan kerja.

"Kalau sekarang masih ada celah yang bisa dimasuki untuk mengembangkan usaha," tuturnya. PT Zyrexindo Mandiri Buana merupakan produsen PC (personal computer) nasional yang mampu menembus pasar internasional.

Selain itu, perusahaannya juga tetap memberikan berbagai insentif kepada pegawai yang bekerja lebih baik. Besarnya tergantung dari produktivitas yang diperlihatkan pegawai. Hal itu dilakukan agar pegawai bisa lebih bersemangat lagi dalam menjalankan aktivitas. Kalau itu terjadi, tentunya yang mendapatkan keuntungan bukan hanya perusahaan juga pegawai.

Kendati kondisi perusahaan sedang kurang maksimal, dia mengakui kalau perusahaannya tetap menggelar acara gathering bersama. Hal ini karena gathering membawa manfaat untuk meningkatkan komunikasi antara pegawai. "Tentunya intensitasnya dikurangi sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan," sebutnya.

Wakil Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang menambahkan, untuk meningkatkan produktivitas, pegawai harus mengetahui dan memahami kondisi internal dan eksternal perusahaan. Dengan begitu, pegawai bisa meningkatkan kualitas kerjanya dengan lebih maksimal. Dengan sendirinya kondisi tersebut akan mendorong kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Sumber:
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/03/10/198/199929/bonus-tingkatkan-kinerja-pegawai

Duh, Pariwisata Meksiko Rugi US$ 4 M

Ekonomi

12/05/2009 - 21:12

Duh, Pariwisata Meksiko Rugi US$ 4 M

Vina Ramitha

INILAH.COM, Mexico City - Mewabahnya influenza A (H1N1) atau yang dikenal dengan flu babi, telah memukul industri pariwisata Meksiko. Depertemen Pariwisata setempat memperkirakan angka kerugian sekitar US$ 4 miliar.

Sektor pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di Meksiko. Sepanjang 2008 lalu, 23 juta turis asing menghabiskan US$ 13 miliar di negara eksotis tersebut. Dengan adanya wabah ini, kerugian dari sektor pariwisata diperkirakan mencapai sekitar US$ 4 miliar.

Namun, Meksiko juga merupakan pusat penyebaran flu babi yang hingga hari ini telah menewaskan 60 orang positif flu A. Virus itu telah menyebar ke 31 negara, hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status kewaspadaan di level 5, setingkat di bawah pandemi.

“Jika penyebaran virus masih seperti ini dan AS belum mengangkat travel warning mereka, kerugian ini diperkirakan baru pulih pada Desember.” ujar Menteri Pariwisata Meksiko Rodolfo Elizondo, seperti dilansir Xinhua, Selasa (12/5).

Hingga kini AS masih melarang warganya untuk melakukan perjalanan yang tidak penting ke Meksiko. Sejumlah perusahaan pelayaran seperti Carnival, membatalkan transit ke beberapa pelabuhan Meksiko.

Bahkan, beberapa negara latin untuk sementara terpaksa menghentikan transportasi udara dari dan ke Meksiko. Sekolah-sekolah yang sempat ditutup selama dua pekan mulai melanjutkan aktivitas mereka pekan ini. [vin/E2]

Sumber : http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/05/12/106460/duh-pariwisata-meksiko-rugi-us$-4-m/

Sunday, May 10, 2009

Implementasi Assessment Center Kaitannya dengan Reformasi Birokrasi

Jkt-HUMAS, Dalam rangka reformasi birokrasi dan memperingati HUT BKN ke-61 Pusat Penilaian Kompetensi PNS menyelenggarakan Seminar Nasional yang berjudul “Implementasi Assessment Center Kaitannya Dengan Reformasi Birokrasi”, Rabu (6/5) Aula lt 5 Gedung I BKN Pusat Jakarta. Seminar dihadiri oleh sekitar 150 peserta terdiri dari pejabat eselon I, II, III serta para pengelola kepegawaian yang berasal dari instansi pusat dan daerah, baik dari departemen ataupun non-departemen.

Seminar dibuka oleh Kepala BKN DR. Edy Topo Ashari. Dalam sambutan pembukaannya, Edy Topo Ashari menyampaikan bahwa anggapan PNS tidak kompeten dan tidak profesional masih melekat hingga saat ini. Guna merubah anggapan tersebut, dibutuhkan standar kompetensi jabatan struktural dan penilaian kompetensi diantaranya dengan metode assessment center. Dengan metode ini diharapkan terwujud the right person on the right job sehingga PNS yang ditempatkan dalam jabatan akan menghasilkan kinerja tinggi. Lebih lanjut Edy Topo Ashari mengharapkan dengan menggunakan Assessment Center dapat menjadikan PNS lebih kompeten, profesional, berkomitmen tinggi dan mempunyai spesifikasi yang baik.

Edy Topo Ashari juga sangat berapresiasi terhadap instansi yang telah memiliki assessment center seperti BPKP, Departemen Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jateng dan DIY, serta instansi pemerintah lain yang telah menyelenggarakan assessment center bagi para pegawainya. Selain itu, Edy Topo juga menyampaikan terima kasih kepada instansi yang telah menggunakan assessment center BKN dalam menempatkan pejabatnya.

Seminar yang dimoderatori oleh Kepala Pusat Penilaian Kompetensi PNS BKN Dra. Sri Kusmaningsih dengan menghadirkan empat pembicara yakni Deputi Bidang Pengembangan SDM Aparatur Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Drs. Ramli Effendi Idris Naibaho, M.Si, Direktur Human Capital and General Affair PT.Telkom Drs. Faisal Syam, MBA, Deputi Bidang Politik Sosial dan Keamanan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Iman Bastari, Ak. M.Acc dan Kepala BKD Provinsi Jawa Tengah Drs. Agus Setianto. Ramli E. I. Naibaho pada kesempatan itu menyampaikan tentang kebijakan SDM PNS dalam kaitannya dengan reformasi birokrasi, sedangakan tiga pembicara lainnya membahas berbagai model penerapan assessment center.

Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah sebagai sarana penyamaan persepsi dan membuka wawasan mengenai keuntungan dan manfaat penggunaan metode assessment center sebagai salah satu sarana pengangkatan PNS dalam jabatan dan pembinaan PNS.

Sekretaris Utama BKN Drs. Edy Sujitno, SH, M.Si. saat menutup seminar mengharapkan Assessment Center dapat digunakan sebagai instrumen untuk mencapai PNS profesional mulai dari proses rekrutmen, pengangkatan serta pemberhentian dalam jabatan.

Sumber:
http://www.bkn.go.id/berita-isi.php?news_id=1013

Thursday, May 7, 2009

Menkes Canangkan Eliminasi Malaria


Print E-mail
07 May 2009
Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan eliminasi malaria pada puncak peringatan Hari Malaria Sedunia ke-2 yang diseleranggarakan di kantor Departemen Kesehatan, Rabu tanggal 6 Mei 2009. Pada kesempatan itu juga diserahkan secara simbolis Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Eliminasi Malaria kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta; Prijanto, Kepala Dinas Kesehatan Papua; dr. Bagus Sukaswara, dan Kepala Dinas Kesehatan N.A.D; dr. T.M. Tayeb mewakili gubernur seluruh Indonesia

Kebijakan eliminasi malaria ini adalah kebijakan yang bertujuan untuk melakukan upaya pembasmian malaria secara bertahap di Indonesia, yaitu eliminasi di DKI, Bali, Barelang Binkar pada tahun 2010. Eliminasi Jawa, NAD, Kepri pada tahun 2015. Eliminasi Sumatera, NTB, Kalimantan, Sulawesi pada tahun 2020. Serta eliminasi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT pada tahun 2030.

Menkes dalam sambutan yang dibacakan Prof. Tjandra Yoga menyatakan bahwa upaya penanggulangan malaria di Indonesia sejak 50 tahun yang lalu. Tepatnya tanggal 12 November 1959 dicanangkan Komando Pembasmian Malaria (KOPEM) yang ditandai dengan penyemprotan rumah untuk memberantas nyamuk penular malaria oleh Presiden pertama RI, Soekarno di Yogyakarta. Gerakan ini berhasil menurunkan jumlah kasus malaria secara bermakna. Selanjutnya kegiatan ini dilakukan secara terus menerus walaupun sempat terjadi re-emerging (peningkatan kembali jumlah kasus) karena resesi ekonomi yang menyebabkan terbatasnya dana dan sarana untuk melakukan pemberantasan malaria.

Pemerintah memahami penderitaan masyarakat akibat penyakit malaria. Oleh karena itu pemerintah terus melakukan upaya intensif untuk mengeliminasinya. Bahkan pada peringatan Hari Malaria Sedunia ke-1 tanggal 25 April 2008, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menekankan kembali pentingnya upaya untuk terus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap malaria. Upaya itu dilakukan melalui peningkatan pendidikan, edukasi, sosialiasi dan advokasi kepada masyakarat luas, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam perawatan dan pengobatan malaria, serta pemeliharaan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk malaria.

Menkes mengatakan bahwa peringatan Hari Malaria Sedunia ke-2 dengan tema; Menuju Indonesia Bebas Malaria dan sub-tema Bebas Malaria : Prestasi Seluruh Anak Bangsa ; Bebas Malaria, Rakyat Sehat, Kualitas Bangsa Meningkat, dan Bebas Malaria, Jangan Hanya Bicara, Berantas Segera bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan kinerja semua unsur terkait menuju Indonesia Bebas Malaria.

“Mengeliminasi malaria harus dilakukan dengan kerjasama dan semangat kemitraan serta menjadi bagian integral dari pembangunan nasional karena terkait dengan berbagai aspek seperti aspek parasit, aspek lingkungan dan perilaku masyarakat, serta aspek vektor/nyamuk”, ujar Menkes.

Pada kesempatan tersebut, Menkes mengharapkan agar kegiatan yang dilakukan tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dapat terkoordinasi dengan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak yang terkait sehingga mempunyai gaung yang luas dan daya ungkit yang tinggi dalam menuju Indonesia Bebas Malaria.

Dirjen P2PL Depkes/ Ketua Panitia Peringatan Hari Malaria Sedunia ke-2 RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa pada event ini juga diadakan workshop dengan tema “Indonesia Menuju Eliminasi Malaria” dengan nara sumber: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Kesehatan Papua, Kepala Dinas Kesehatan NAD, Prof. Ascobat Gani dari Universitas Indonesia, serta Kepala Pusat Kesehatan Mabes TNI.

Melalui workshop ini diharapkan seluruh peserta dapat memahami arti penting pemberantasan malaria sampai dengan titik eliminasi baik dari segi aspek teknis maupun non teknis. Demikian pula dengan kebijakan pemerintah daerah mengenai kesiapan eliminasi malaria sehingga secara komprehensif diperoleh gambaran tentang urgensinya pemberantasan malaria sampai titik nol.


Source: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3427

Foto Kantor

Foto Kantor

MANTAN-MANTAN KEPALA KKP MEDAN